Judul buku : The Secret of Heaven
Tebal Buku : XII + 256 halaman
Penulis : Herry Nurdi
Penyunting : Taufan E.Prast
Penerbit : Lingkar Pena Kreativa
Cetakan : Pertama, Juni 2009
Buku
ini menjelaskan bahwa di balik semua kegiatan kita di dunia ini pasti akan di
pertanggung jawabkan dan semua itu lah yang akan menentukan tujuan akhir kita
di akhirat kelak. Ternyata, dalam keseharian kita menjalani aktivitas terdapat
dosa-dosa yang sering kita lupakan dan dianggap kecil. Terkadang dosa itulah
yang dapat menjerumuskan kita kepada kemurkaan sang ilahi. Sebagai contoh, di
dalam bab pertama buku ini di jelaskan tentang dosa yang di namakan “Sin of
inaction” yaitu dosa dengan tidak berbuat apa-apa. Sang penulis mengatakan
bahwa diam itu tidak selalu emas, malahan diam itu bisa membuat suatu
kehancuran. Sebagai contoh kasus, dengan kita hanya berdiam diri saat melihat
saudara kita yang kesusahan dan tidak ada rasa empati untuk menolongnya maka
secara tidak langsung kita telah mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Sama
halnya dengan saudara kita yang sedang di landa musibah di timur tengah, mereka
hampir setiap harinya harus menghadapi keresahan dari hasil perang yang
melanda. Sedangkan kita, hanya bisa melihat dan tidak melakukan apapun tanpa
memberi kontribusi lebih.
Selain itu, penulis juga membahas tentang “butterfly
effect” dari teori chaos yang digagaskan oleh Edward N.Lorenz.
Didalam buku ini di katakan “Satu kepakan lembut dari seekor kupu-kupu , bisa
berarti badai tornado yang akan datang di tempat lain”. Hal ini dapat di
tafsirkan bahwa sekecil apapun perbuatan atau keputusan yang kita lakukan akan
berdampak besar di masa yang akan datang. Dengan kita melalaikan sholat wajib
yang telah di perintahkan Allah SWT di dunia maka bisa berdampak kelak di
akhirat nanti, di tambah lagi melalaikan sholat itu sudah membudidaya di dalam
kehidupan kita, na'udzubillahimindzalik.
Pada intinya penulis ingin
menyampaikan pesannya melalui buku ini bahwa pada zaman sekarang, manusia
kurang memperhatikan norma-norma agama yang pada akibatnya membuat manusia
bermoral rendah,selalu merasa paling benar dan merasa seperti orang yang paling
hebat. Seharusnya kita sebagai umat muslim sudah sepatutnya dapat meluruskan
kehidupan yang kita selalu anggap remeh. Allah SWT Maha pemberi ampun, dan
pastilah ada kesempatan untuk memperbaikinya.
0 Comments:
Posting Komentar